Senin, 30 Agustus 2010

BERSYUKUR, MEMBUKA PINTU-PINTU REZEKI.

Banyak ungkapan-ungkapan bijak yang menyuruh kita untuk bisa men-syukuri apa yang kita punya. Namun, tidak sedikit dari kita melupakannya dan lebih senang memelihara sifat “jelek” kita.
“Kita tidak usah sirik, kita syukuri saja apa yang sekarang ada. Yang penting kita berusaha dan jangan lupa berdoa dan berdoa. Kalau ada yang menanyakan kenapa si Soleh kok kaya, si Banu kok rezekinya luber, ya biarkan saja.
“Garising urip iku dhewe-dhewe”. “Bertaqwalah karena namanya rezeki dapat datang dari arah yang tak disangka-sangka dan Tuhan akan mengadakan jalan keluar.”

“Dan sering-seringlah kalian semua tertawa. Konon, orang yang sedang tertawa berada pada titik terindahnya. “Rezeki itu notabene telah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Akan tetapi seberapa besar hanya Dia yang mengetahui. Kalaupun ada orang yang coba-coba mencari tahu melalui guratan tangan itu hanyalah ramalan, kita dilarang mempercayainya.”

“Dia menitipkan pada seluruh makhluk-Nya berbagai keterampilan, beragam kemampuan yang memungkinkan mereka menjemput rezeki dengan berbagai cara. Sebagian harus ngos-ngosan melompat agak tinggi untuk mendapatkannya kendati sesuatu itu hanya kecil. Sebagaiannya lagi hanya perlu melompat kecil untuk mendapatkan sesuatu yang mungkin lebih gede. Artinya untuk mendapatkan rezeki yang sama seseorang ada yang harus bekerja berat sementara yang lain lebih ringan.”

“Kalau sudah berusaha sungguh-sungguh, kemudian sesuatu itu orang lain yang memperoleh. Boleh jadi usaha kita yang kurang, atau…yah nasib,… ya sudah. Barangkali itu adalah yang terbaik buat kita. Dia Maha Tahu kebutuhan kita, lebih tahu daripada kita sendiri”. Seperti kutipan berikut:
“Aku minta kepada Allah setangkai bunga segar, Ia beri aku kaktus berduri. Aku minta kupu-kupu, diberinya aku ulat berbulu. Aku sedih dan kecewa… Namun kemudian kaktus itu berbunga, indaahh sekali. Dan ulat itupun menjadi kupu-kupu yang cantik. Itulah jalan Allah, indah pada waktunya! Allah SWT tidak memberi apa yang kita harapkan, tetapi Allah member I apa yang kita perlukan. Kadang kita sedih, kecewa, terluka, tapi jauh diatas segalanya, Alla SWT, pasti sudah menuliskan jalan hidup yang terbaik untuk kehidupan kita.” Subhanallah….

Berkaitan dengan rezeki, ada seseorang yang memiliki prinsip yang diyakini sejak dulu yaitu memberi itu harus tulus, ikhlas. Menurutnya, pemberian yang tulus itu indah dan nikmat. Namun hendaknya harus dilakukan secara hati-hati. Kekuranghati-hatian dapat menyebabkan kenikmatan itu tercuri iblis. Ini dapat menjadikan kita berlaku sombong atau membaggakan diri.
Sementara kita mendapatkan kepuasan spiritual, sesungguhnya kita juga sedang membuka kran-kran rezeki yang tak pernah kita duga-duga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar