Senin, 14 Januari 2013

TUA KARENA BERTAMBAH UMUR TUA KARENA MENJADI ORANG TUA (Bagi Anak-anaknya)

Menjadi tua adalah sesuatu yang harus disyukuri, tidak semua orang bisa menjadi tua. Syukur-syukur mampu mengulur waktu dan tidak penyakitan, bisa berguna atau berarti bagi yang lain. Siap atau tidak siap, menjadi tua itu suatu kepastian. Tak seorangpun mampu menahan lajunya usia. Sementara itu bertambahnya umur dan proses degenaratif merupakan dua makhluk yang selalu bergandengan. Tidak jelas kapan mereka mulai berselingkuh karena prosesnya berlangsung sedikit demi sedikit. “Hidup saja sudah susah, kok setiap ada masalah dibikin ruwet. Kalau hidup ruwet, stress gampang datang, buntutnya darah tinggi”, kira-kira begitu pendapat banyak orang.
Bagaimanapun juga menjadi tua tidak berarti tidak bisa ini tidak bisa itu dan tidak berarti pula harus tengak-tengok, membiarkan diri terisolasi dari kehidupan nyata. Banyak dijumpai betapa banyak orang yang lebih memanjakan mata, mulut dan perutnya ketimbang mengikuti pola hidup sehat. “Jaman memang cebderung jadi serba enak dan hedonis. Sementara mereka tidak siap menerima hidup yang memudar yang harus dilakoni tanpa kata tetapi”. Lebih jauh lagi, bahwa menjadi orang tua bukan hanya tuk mengajari mencari makan, mengajari mempertahankan diri atau mencari tempat berlindung. Ia harus mampu memelihara anak-anaknya ditengah kehidupan dunia yang serba sulit tetapi juga harus mempersiapkan dan mengawal mereka agar dapat melewati dunianya dengan baik. Orang tua adalah model yang menjadi panutan anak dalam berperilaku. Dalam beberapa hal harus mampu memposisikan dirinya sebagai sahabat, mencoba memahami kesulitannya dan melakukan pendekatan sesuai dengan kemampuannya. Mendidik anak, mengurus anak adalah bagian dari kesibukan bukan waktu yang tersisa atau tugas sampingan. Kelekatan hubungan antara orang tua dengan anaknya menjadi hal yang sangat penting. Menanamkan harapan tatkala putus asa, mendampinginya manakala orang lain mencibirnya. Ketika mereka pamer kebolehannya, mereka ingin kita mengaguminya. Ketika mereka ingin menjadi jagoan, mereka ingin kita menjadi penjahatnya. Mereka butuh memeluk, bermanja-manja. Kepuasan belajar bersama, membaca bersama, bercengkrama dalam banyak hal tidak tergantikan oleh pemberian oleh-oleh atau uang. Sekalipun sebagian berdalih bahwa yang penting adalah kualitas, bukan berapa banyak waktu yang kita berikan kepada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar