Kamis, 29 Maret 2012

ALLAH SANGAT SENANG DIKENALI HAMBANYA

Allah SWT berfirman, “Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan apa-apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” QS: Al-Baqoroh: 255.
“Allah”, begitulah Allah memperkenalkan diri-Nya. Allah menonjolkan nama-Nya di depan untuk diingat, dihayati, dan dijiwai. Pertanyaannya adalah, apa yang ada pada diri Allah dan apa yang ingin dikemukakan dalam memperkenalkan diri-Nya itu?

Tiada tuhan kecuali Dia Yang Maha Hidup Kekal dan berdiri sendiri. Keagungan Allah telah diperkenalkan dalam ayat di atas bahwa Dia adalah satu-satu Tuhan. Selain Dia tidak layak, tidak pantas untuk menyandang predikat Tuhan. Kenapa? Karena Ia hidup kekal dan tidak membutuhkan pertolongan pihak lain. Hanya Allah sajalah yang mempunyai sifat seperti itu. Bandingkan dengan sesuatu atau seseorang yang dianggap tuhan, semuanya tidak kekal, mengalami kematian, dan semasa hidupnya membutuhkan bantuan orang lain. Bila suatu sosok masih mempunyai sifat demikian, tidaklah pantas ia menyandang gelar sebagai tuhan.

Allah tidak mengantuk dan tidak tidur. Adakah seseorang di muka bumi ini mengalami sifat seperti itu, tidak pernah ngantuk dan tidak pernah tidur? Bila ya, pastilah dia tuhan. Kalau tidak, jangan coba-coba menganggap dirinya tuhan atau memaksa orang lain mengakui dirinya sebagai tuhan.

Semua yang berada di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Sebegitu besar dan luasnya kekuasaan Allah. Semua benda-benda langit, gugusan bintang yang tidak semua bisa dijamah manusia sekalipun berada digenggaman-Nya. Lalu patutkah manusia menyombongkan diri? Binatang terkecil, seperti amuba, sampai galaksi yang besarnya jutaan kali dari matahari, semuanya kepunyaan Allah dan dalam kekuasaan-Nya. Jika kita mau meresapi ini, kita merasa kecil dan tidak ada artinya dibanding dengan-Nya.

Tidak ada yang bisa memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Apa itu syafa’at?
Syafa’at adalah pertolongan di hari kiamat agar kita terbebas dari api neraka. Lalu bagaimana kita bisa menolong diri kita bahkan orang kita kasihi? Tentu saja ini tidak bisa kita lakukan tanpa izin dari Allah SWT. Artinya kita bisa memberi pertolongan dengan minta izin kepada Allah.
Dengan perantara siapa? Jawabannya siapa saja yang dekat dengan Allah. Bergembiralah karena kita masih ada harapan dapat pertolongan itu.

Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, di depan dan belakang. Sedangkan pengetahuan kita amat terbatas. Pengetahuan tentang kesempurnaan kejadian alam, tentang masa depan dan bagaimana pula manusia mengetahui ikhwal kehidupan setelah kematian, serta hal-hal lain yang tidak bisa dijabarkan dengan akal manusia? Semuanya hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Allah bersedia membuka tabir rahasia-rahasia itu bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya. Alangkah senangnya orang yang mendapat karunia itu menjadi yang dikehendaki Allah untuk menerima anugerah besar itu menerima ilmu-ilmu Allah yang tidak diketahui oleh orang-orang biasa? Siapa orang-orang yang memperoleh anugerah itu? Lalu ilmu apa yang diberikan Allah kepada orang-orang pilihan itu? Seluruh khasanah yang luasnya meliputi langit dan bumi dalam genggaman Allah Yang Maha Agung.

Singgasana Allah meliputi langit dan bumi. Betapa luasnya kekuasaan Allah yang meliputi langit dan bumi. Jika kita cermati kandungan ayat ini membuat kita tercengang, hati bergetar demi meresapi satu ayat yang dahsyat ini. Alangkah sayangnya jika kita tidak bersegera menuju pintu rahmat-Nya yang terbuka sangat lebar?
Yang tidak mau dan bersedia mendekat kepada anugerah-Nya tidak mengapa karena Allah tidak merasa berat memelihara singgasana-Nya yang meliputi langit dan bumi itu. Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Anugerah itu disediakan Allah hanya untuk manusia. Allah hanya memberi, bila manusia tidak mau, Allah tidak akan merasa sia-sia menciptakan itu semua karena Allah tetap Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar