Senin, 14 Maret 2011

AGAMA BARU, KITA PERLU WASPADA!


Sudah berabad lamanya mereka sibuk menskenario agar umat manusia meniadakan Tuhan dari kenyataan keseharian. Dengan cara bagaimanakah mereka mengendalikan itu semua? Apakah cara paling efektif dan efisien untuk mengendalikan dunia? Adalah MIND CONTROL (pengendalian pikiran) !
Pengendalian pikiran dalam bentuk yang tidak pernah diungkapkan sebelumnya.

Senjata yang mereka gunakan terdapat di dalam rumah kita sendiri. Mereka menghibur kita dan anak-anak kita, hingga akhirnya mendoktrin pikiran kita TANPA KITA SADARI.
Adalah New Age Movement (Gerakan Zaman Baru) ini lahir dari gerakan subkultur masyarakat Inggris pada sekitar tahun 1960-an. Gerakan ini tidak mengenal Tuhan yang personal (di luar diri manusia), tetapi mereka memercayai bahwa Tuhan ada di dalam dirinya (impersonal) berupa energi spiritual. Pengikutnya diajarkan bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan Tuhan yang bisa dibangkitkan melalui cara meditasi, konsentrasi, visualisasi, dan imajinasi.
Orang Jawa pasti banyak dan masih ingat dengan ajaran Syech Siti Jenar Manunggaling Kawulo Gusti. Tuhan ada di setiap diri manusia, maka tidak perlu lagi melakukan ritual ibadah, meniadakan agama, dan tidak perlu lagi diatur oleh sebuah tatanan kehidupan. Manusia harus bebas, sebebas-bebasnya.
Kelompok New Age Movement ini selalu berusaha agar manusia memusatkan perhatian kepada kesenangan dan tujuan-tujuan di dunia yang merupakan daya tarik dari agenda duniawi ini.

New Age Movement mempunyai filosofi humanisme. Mereka berbagi spiritual sehingga diharapkan kelak semua orang di dunia akan bersatu dan menjadikan dunia ini satu dan harmonis. Sekilas nampak menarik dan situasi seperti itulah yang diharapkan manusia.

New Age Movement tidak mengenal kematian sebagai akhir hidup, tetapi mengenal reinkarnasi dan karma. New Age Movement banyak mengambil filosofi agama-agama Timur seperti Budha dan Hindu. Dalam penyebarannya faham ini dengan agama-agama samawi dibungkus dengan klaim ilmiah. Penyebarannya merasuk dibanyak sektor seperti perawatan kesehatan, yaitu self healing pengobatan dari dalam. New Age Movement juga mempopulerkan pelatihan motivasi, pencerahan, pendidikan berbasis psikologi dan otak, kedahsyatan potensi otak, aktivasi otak tengah, dan pelatihan energi spiritual. Pola pengajarannya selalu disusupi dengan pengajaran agama.

Banyak buku-buku yang diterbitkan yang dibungkus dengan klaim ilmiah dan diramu dengan ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi ujung-ujungnya menganjurkan meditasi. Seperti buku Quantum Ikhlas dan lebih hebatnya lagi semua buku yang bernafaskan New Age Movement dibumbui kata “best seller”. Sebut saja, Super Cerdas dengan aktivasi Otak Tengah, Revolusi IQ/EQ/SQ.

Aneka pelatihan yang terkait dengan New Age Movement juga marak digelar. Contohnya pelatihan body-mind-soul for success, forgiveness teraphi, self healing. Buku impor yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, semisal, the secret dari Rhonda Byrne, Sai Baba, Danah Zohar, dan Stephen Covey. Mereka adalah tokoh New Age Movement kelas dunia.

Mereka dalam kelompok New Age Movement ingin menjadi pencerah dengan tujuan New World Order di bawah kepemimpinan New Age Movement melalui perubahan paradigma spiritual individu. Tiada agama, tiada Tuhan, tiada negara, semua satu.

New Age Movement mempunyai konflik yang sangat tajam dengan berbagai agama samawi (terutama Islam dan Kristen).


Setiap agama monoteistik (pengesaan terhadap Tuhan) selalu mendapat tantangan dari para pengikut New Age Movement . Mengapa hanya para Nabi utusan Tuhan yang sejati yang
diserang oleh kelompok ini?
Marilah kita mengingat kembali apa yang terjadi dengan agama-agama monoteistik di awal kemunculannya. Nabi Musa (as) dan kitab Tauratnya mendapatkan tantangan dari Firaun di Mesir. Nabi Isa (as) mengalami penyiksaan hebat dan Injilnya dimanipulasi. Muhammad (saw) dan Al-Qur’an pun tak luput dari penyerangan. Dalam dunia yang penuh tipu daya ini, kebenaran akan selalu dapat perlakuan menyedihkan.
Perhatikan, semua agama politeistik di dunia ini, dan tanyalah pada diri kita sendiri, “mengapa tak satu pun dari agama-agama ini yang diperangi?” Mengapa hal itu terjadi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar