Senin, 11 Oktober 2010

MERINDUKAN SAHABAT SEJATI NABI.

Siapakah saudara terkasih sekaligus sahabat sejati Baginda Nabi SAW yang ditunggu-tunggu dan dirindukannya?

Rasulullah lalu menjelaskan bahwa keimanan 'saudara terkasih' itu sangat menakjubkan dibandingkan kualitas keimanan makhluk lainnya. Keimanan mereka berbeda dengan keimanan para malaikat, tidak sama dengan keimanan para nabi dan rasul, serta berbeda dengan keimanan para sahabat Rasulullah.
Keimanan para malaikat tentu menakjubkan karena mereka mengelola dinamika alam semesta sesuai perintah Allah. Keimanan para nabi dan rasul juga menakjubkan karena mereka selalu berurusan dengan para malaikat yang mulia. Dan, keimanan para sahabat tentu juga menakjubkan karena mereka menyaksikan mukjizat dan bergaul dengan Rasulullah.

Rasulullah SAW melanjutkan, "Akan tetapi, keimanan manusia yang paling menakjubkan adalah mereka yang datang setelahku, lalu beriman kepada-ku. Mereka tidak menyaksikan-ku, tetapi membenarkan kenabian dan kerasulanku. Merekalah saudara-saudaraku." Hadis ini diriwayatkan oleh sahabat, Ibnu Abbas RA.

Berikut, satu diantara sekian banyak sahabat sejati Nabi itu:
Namanya G Willow Wilson. Tak seperti mualaf lainnya yang berpindah nama, ia tetap menggunakan nama aslinya. Ya, ia memang lebih dulu dikenal sebagai komikus dan penulis esai serta novel grafis yang produktif dan brilian.

Dia juga tak lelah berpromosi tentang Islam. Lawan diskusinya biasa siapa saja, dari penggemar buku-bukunya, teman-teman dari agama lamanya, hingga para rabi Yahudi. Ia paling antusias untuk berbicara dalam acara bertema agama, politik, dan persepsi Barat tentang Islam, dan diceritakan melalui sudut pandang seorang penulis komik.

Di New York pekan lalu, Wilson berbicara soal serangan 11 September 2001 yang menempatkan -- dasar atau tidak -- kaum Muslim sebagai tersangkanya. Penulis buku memoar berjudul Butterfly Mosque ini berbicara di hadapan publik New York, ia menekankan pentingnya dialog untuk meluruskan fakta Tragedi 11 september. "Amerika perlu bicara," ujarnya.

Menurutnya, Munculnya kartun Nabi SAW dalam program televisi South Park, atau proposal Molly Norris -- komikus -- yang mencanangkan "Hari Semua Orang Menggambar Muhammad" menunjukkan tak adanya budaya dialog di Amerika. "Amerika sedang belajar melihat semua dari sisi hitam putih," tambahnya.

Menurutnya, kondisi politik dan ekonomi telah mengkambinghitamkan minoritas dan membuat mereka terpisah dengan kebanyakan orang dalam kelompok-kelompok," kata Wilson. "Pada saat stres, kita mendapatkan cerita ketidaktertarikan manusia dimana cerita tentang Muslim sebagian besar terkait dengan pemerkosaan, rajam, atau memotong bagian tubuh. Tapi itu tidak pernah dilakukan setiap hari bahkan di negara-negara hiper-konservatif seperti Iran sekalipun. "

Ia juga menyoroti artikel opini Washington Post tentang karikatur nabi. Ia menyebut bahwa meskipun seniman komik karikatur Nabi mengklaim bahwa mereka tidak menyakiti Muslim, "Kenyataannya adalah bahwa Muslim seperti halnya saya, sangat terluka. terutama karena tidak ada respek terhadap penganut agama yang berbeda."

Sejak bekerja sebagai seniman komik, Wilson telah berupaya untuk bekerja melawan kecenderungan ini sebagai seorang mualaf, menghabiskan sebagian besar waktunya membela Islam. ia juga tak setuju seni terpisah dari agama. "Seni dan agama, bagi saya mereka mengasihi satu sama lain."

Ia pun pantang menggunakan keahliannya, membuat komik, karikatur, dan novel grafis, untuk menyerang agama lain. "Hidup bersama adalah tentang saling toleran satu sama lain, apapun latar belakang mereka," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar