Saat ini saya sedang membutuhkan modal sebesar Rp 150 juta, uang sebanyak ini untuk melengkapi kekurangan uang yang telah terkumpul dan untuk membeli sebuah rumah. Sempat terlintas mau pinjam uang di bank, saya tidak percaya diri untuk kredit sebesar itu. Kalau-pun disetujui oleh bank, bisa tahunan untuk mengangsurnya hingga lunas. Itu kalau kredit disetujui oleh bank.
Sudah 3 hari ini angka sebesar Rp 150 juta tertanam kuat di kepala, saya terkepung oleh impian mendapatkan rumah itu tapi bagaimana caranya untuk mendapatkan uang sebesar itu. Sekali lagi, saya tidak PD untuk meminjam uang di bank karena kwatir di tengah jalan tidak mampu membayaran angsuran plus bunganya. Wahhhh…bisa gawat. Saya tidak berani mengambil tantangan itu.
Seperti yang sudah kita ketahui, untuk meminjam uang di bank diwajibkan punya jaminan atau agunan. Untuk kasus saya ini, bisa juga rumah yang mau saya beli ini sebagai jaminan bank. Tapi, untuk mengangsurnya itu lho yang bikin saya tidak berani ngutang sama bank. Lantas, apa yang bisa dijaminkan ke bank selain asset seperti : Rekening tabungan, slip gaji, property dll yang bersifat fisik? Apa iya bank percaya adanya kuasa Tuhan, kebaikan & kemurahan Tuhan? Saya menyakini bahwa bank tidak akan pernah mengucurkan kredit pada orang yang penjaminnya adalah Tuhan, meskipun direktur banknya orang saleh tidak atheis. Tuhan tidak laku dalam transaksi bisnis. Bank karena sifatnya kapitalis sangat wajar jika tidak percaya pada Tuhan.
Bank tidak akan memberi pinjaman pada orang-orang aneh. Dan celakanya, mengikutsertakan Tuhan dalam membimbing langkah kita tuk membangun bisnis yang diridhoi-Nya bagi sebagian besar orang adalah hal yang aneh.
Seperti kata baginda Nabi SAW: kelak ada suatu masa dimana mempertahankan kebenaran itu ibarat menggenggam bara api. Jika digenggam tangan terasa sangat panas bahkan terbakar, jika dilepaskan maka lepaslah kebenaran sebagai pedoman hidup.
Lalu, mau pinjam ke siapa? Saudara? Itu juga harus membayar apalagi pinjam sama teman, pasti kudu dikembalikan. Nah, bagaimana kalau saya pinjam sama Tuhan. Bagaimana caranya? Konsepnya sudah saya temukan dan teorinya sih sepertinya mudah. Tetapi, untuk memulainya saja, membayangkan saja sepertinya saya tidak sanggup.
Anda kepingin tahu, konsep apa itu? Jawabannya adalah SEDEKAH.
Jika kita pinjam uang di bank ada biaya provisi, administrasi, biaya akad kredit, dan biaya-biaya yang lain. Maka, pinjam duit kepada Tuhan juga diperlukan biaya-biaya tadi hanya saja bentuk dan wujudnya bisa sama bisa juga berbeda. Tetapi, pinjam uang kepada Tuhan agunan maupun jaminan tidak dipersyaratkan. Hanya diperlukan keyakinan, niat tulus dan tentu saja keimanan.
Berikut saya temukan tulisan bagus di internet:
Jika hari ini Anda sedang kesulitan dan rasanya beban hidup di dunia sudah tak sanggup lagi kita tanggungkan saking beratnya: serahkan semuanya pada Allah dengan mengerjakan sholat dan sedekah.
Jika Anda hari ini tidur di kasur empuk berselimut tebal dalam ruangan full AC yang dijamin bebas bakteri, jika hari ini Anda sedang leha-leha sambil nyruput secangkir vanilla late di Starbucks, jika dalam waktu dekat ini keberuntungan bertubi-tubi menghampirimu, jika rasanya dunia bagai surga dan tak ada satu pun masalah yang nampak di mata Anda fana: ingatlah pada Allah SWT dengan mengerjakan sholat dan sedekah.
Lho, mengapa dunia yang kontras bertolak belakang ini memerlukan formula yang sama: sholat dan sedekah? Nasib bisa berbalik 180% hanya dalam hitungan menit, bahkan detik. Sekedipan mata. Lihat nasib milyarder yang tewas setelah helikopternya gagal mendarat di atap hotelnya sendiri yang super mewah. Lihat hotel super deluxe yang sewa kamarnya seharga 2,5 juta sehari runtuh diguncang gempa bumi hanya 55 detik. Lihat penjual asongan yang memenangkan hadiah tabungan milyaran. Lihat Tukul Arwana dan lihatlah nasib Cut Tari, Luna Maya dan Ariel.
Frank Castello di film Departed bilang, “Saat sepucuk pistol ditodongkan kepalamu, apa bedanya kamu jadi penjahat atau polisi?”
Dalam pandangan mafia, markus dan orang kebanyakan, mungkin tak ada bedanya. Saat bunyi dor meletus, nyawa Anda akan pergi meninggalkan kepala yang berlubang ditembus peluru. Tapi demi Allah, nasib pelaku kebaikan dan kejahatan itu bagai langit dan bumi: tidak peduli apakah hidup mereka diakhiri dengan peluru yang sama.
Anda memerlukan sholat dan sedekah untuk bisa selamat mengarungi dunia yang penuh tipu daya ini.
Seperti yang sudah kita ketahui, untuk meminjam uang di bank diwajibkan punya jaminan atau agunan. Untuk kasus saya ini, bisa juga rumah yang mau saya beli ini sebagai jaminan bank. Tapi, untuk mengangsurnya itu lho yang bikin saya tidak berani ngutang sama bank. Lantas, apa yang bisa dijaminkan ke bank selain asset seperti : Rekening tabungan, slip gaji, property dll yang bersifat fisik? Apa iya bank percaya adanya kuasa Tuhan, kebaikan & kemurahan Tuhan? Saya menyakini bahwa bank tidak akan pernah mengucurkan kredit pada orang yang penjaminnya adalah Tuhan, meskipun direktur banknya orang saleh tidak atheis. Tuhan tidak laku dalam transaksi bisnis. Bank karena sifatnya kapitalis sangat wajar jika tidak percaya pada Tuhan.
Bank tidak akan memberi pinjaman pada orang-orang aneh. Dan celakanya, mengikutsertakan Tuhan dalam membimbing langkah kita tuk membangun bisnis yang diridhoi-Nya bagi sebagian besar orang adalah hal yang aneh.
Seperti kata baginda Nabi SAW: kelak ada suatu masa dimana mempertahankan kebenaran itu ibarat menggenggam bara api. Jika digenggam tangan terasa sangat panas bahkan terbakar, jika dilepaskan maka lepaslah kebenaran sebagai pedoman hidup.
Lalu, mau pinjam ke siapa? Saudara? Itu juga harus membayar apalagi pinjam sama teman, pasti kudu dikembalikan. Nah, bagaimana kalau saya pinjam sama Tuhan. Bagaimana caranya? Konsepnya sudah saya temukan dan teorinya sih sepertinya mudah. Tetapi, untuk memulainya saja, membayangkan saja sepertinya saya tidak sanggup.
Anda kepingin tahu, konsep apa itu? Jawabannya adalah SEDEKAH.
Jika kita pinjam uang di bank ada biaya provisi, administrasi, biaya akad kredit, dan biaya-biaya yang lain. Maka, pinjam duit kepada Tuhan juga diperlukan biaya-biaya tadi hanya saja bentuk dan wujudnya bisa sama bisa juga berbeda. Tetapi, pinjam uang kepada Tuhan agunan maupun jaminan tidak dipersyaratkan. Hanya diperlukan keyakinan, niat tulus dan tentu saja keimanan.
Berikut saya temukan tulisan bagus di internet:
Jika hari ini Anda sedang kesulitan dan rasanya beban hidup di dunia sudah tak sanggup lagi kita tanggungkan saking beratnya: serahkan semuanya pada Allah dengan mengerjakan sholat dan sedekah.
Jika Anda hari ini tidur di kasur empuk berselimut tebal dalam ruangan full AC yang dijamin bebas bakteri, jika hari ini Anda sedang leha-leha sambil nyruput secangkir vanilla late di Starbucks, jika dalam waktu dekat ini keberuntungan bertubi-tubi menghampirimu, jika rasanya dunia bagai surga dan tak ada satu pun masalah yang nampak di mata Anda fana: ingatlah pada Allah SWT dengan mengerjakan sholat dan sedekah.
Lho, mengapa dunia yang kontras bertolak belakang ini memerlukan formula yang sama: sholat dan sedekah? Nasib bisa berbalik 180% hanya dalam hitungan menit, bahkan detik. Sekedipan mata. Lihat nasib milyarder yang tewas setelah helikopternya gagal mendarat di atap hotelnya sendiri yang super mewah. Lihat hotel super deluxe yang sewa kamarnya seharga 2,5 juta sehari runtuh diguncang gempa bumi hanya 55 detik. Lihat penjual asongan yang memenangkan hadiah tabungan milyaran. Lihat Tukul Arwana dan lihatlah nasib Cut Tari, Luna Maya dan Ariel.
Frank Castello di film Departed bilang, “Saat sepucuk pistol ditodongkan kepalamu, apa bedanya kamu jadi penjahat atau polisi?”
Dalam pandangan mafia, markus dan orang kebanyakan, mungkin tak ada bedanya. Saat bunyi dor meletus, nyawa Anda akan pergi meninggalkan kepala yang berlubang ditembus peluru. Tapi demi Allah, nasib pelaku kebaikan dan kejahatan itu bagai langit dan bumi: tidak peduli apakah hidup mereka diakhiri dengan peluru yang sama.
Anda memerlukan sholat dan sedekah untuk bisa selamat mengarungi dunia yang penuh tipu daya ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar