Selasa, 11 Januari 2011

MAKA TEPATILAH JANJIMU!

Sering saya temui orang-orang di ibu kota ini ingkar janji, omdo (omong doang). Betapa banyak orang yang dengan entengnya berjanji untuk bertemu namun tak pernah menepatinya. Membuat janji tidak bisa dianggap remeh. Janji adalah sebuah komitmen, namun sayang sedikit sekali saya jumpai orang yang mengerti hal itu. Mereka yang selalu menepati janji adalah pribadi yang memiliki integritas, karena menjadi barang langka di kehidupan ini.

Janji menurut wikipedia adalah sebuah kontrak psikologis yang menandakan transaksi antara 2 orang di mana orang pertama mengatakan pada orang kedua untuk memberikan layanan maupun pemberian yang berharga baginya sekarang dan akan digunakan maupun tidak. Janji juga bisa berupa sumpah atau jaminan.Janji dapat diucapkan maupun ditulis sebagai sebuah kontrak. Melanggar janji tak hanya sering dianggap sebagai perbuatan tercela, malahan juga ilegal, seperti kontrak yang tidak dipegang teguh.
Gampang sekali orang Jakarta ber-janji namun mereka enggan menepati janjinya itu. Gengsinya tinggi, tidak mau bicara apa adanya.
“Sudah saya transfer ya, lewat Hongkong Bank”. “Mohon difax bukti transfernya ya, bu”. “Nanti sore ya saya fax, saya masih di jalan”. “OK, saya tunggu ya, bu”..Begitulah komunikasi 2 orang di telpon.
Sore sampai malam tiba fax yang ditunggu-tunggu tidak kunjung ada. Saat dikonfirmasi ke yang bersangkutan, dihubungi telpon tidak angkat, diSMS tidak dijawab. Janji tinggal janji dan akhirnya tidak pernah terjadi transaksi apapun. Pembayaran yang pernah ibu tadi janjikan melalui Hongkong Bank tidak pernah ada. Ibu itu bohong.

“kalau kita rajin sembahyang maka Tuhan akan sayang kepada kita sedangkan setan benci kepada kita. Kalau ingkar janji maka setan akan sayang kepada kita, sedangkan Tuhan akan benci kepada kita”. Begitu kata pak Modin suatu ketika.
“Ada enggak perbuatan yang dibenci Tuhan tapi juga dibenci setan?” Pak Modin berpikir sejenak. lalu dia menjawaban dengan mantap, “Ada, kalau kita berjanji akan mengawini anaknya setan, kemudian ingkar janji, maka baik Tuhan maupun setan akan benci kepada kita”.

Makanya sungguh baik pesan agama, “Dan penuhuilah janji, sesungguhnya janji itu akan dimintai pertanggung jawaban”. Tepati janji oleh karenanya jangan memberi janji y ang berlebihan atau sesuatu yang lebih dari yang mampu kita berikan. Kegagalan menepati janji akan memberikan pengalaman buruk pada orang lain, dan akan menjadi lebih buruk apabila kemudian memantul dari mulut ke telinga.

Dalam bisnis tidak ada hal yang lebih buruk dari ingkar janji. Orang bule mengakatakan, “under promise over delivery”. Dalam bahasa yang lain, lambat dalam berjanji, cepat dalam melaksanakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar