Dengan mencoba memejamkan kedua mata beberapa saat, hanya gelap pekat yang aku rasakan tidak aku temukan gambar yang indah aduhai seperti yang sering aku lihat di dunia nyata maupun di internet. Masih saat terpejam, tidak aku jumpai senyum manis istriku dan kelucuan tingkah anak-anakku. Sepi, dan benar-benar senyap.
Waktu terus menggeliding seirama dengan roda kehidupan. Umur bertambah banyak namun jatah hidup makin berkurang.
Pertanyaannya yang paling pas dengan kontek ini adalah sudah cukup-kah bekal untuk menghadapi kegelapan itu? Jujur saja malu untuk menjawabnya karena kenyataannya bekal yang aku punya jauuuuuuh dari cukup.
Sekedar mengingatkan diriku sendiri, “masih ada waktu lho” untuk membekali diri. Dasar aku, jiwa yang sudah telanjur diperbudak oleh keinginan dunia. Virus wahan membuat jiwaku payah untuk menjemput hidayah-Nya.
Ya Salam Ya Allah…..beri aku keselamatan. Ini adalah amalan yang didapat dari salah satu nama-nama Allah yang Mulia yang berarti Yang Pemberi Selamat.
Ucapan salam dalam tradisi spiritual, merupakan suatu jaminan kedamaian dari orang yang memberi salam kepada mereka yang ditemuinya. Ucapan assalamu’alaikum, dalam keyakinan spiritual keislaman, mengandung arti, “Saya jamin keselamatan dan kedamaian Anda. Saya tidak akan berbuat jahat atau berniat mencelakakan Anda.”
Ketika malaikat menyampaikan salam kepada Nabi, beliau, para Malaikat Tuhan tadi pun tak lupa menebarkan salam itu kepada umatnya yang shaleh. Dialog indah itu kemudian menjadi bacaan “wajib” dalam epilog akhir ibadah shalat.
Tak hanya cukup sampai di situ, ketika hendak usai menutup ibadah shalatnya, maka sekali lagi sebuah kewajiban bagi mereka tertunaikan dengan melafazkan salam teriring tengokan ke kanan ke kiri. Maknanya, pekerjaan utama orang yang memiliki kaidah berserah-diri adalah menyapa, menyebarkan salam, dan merealisasikan kedamaian sebagai sebuah pesan universal.
Sungguh indahnya perbuatan menyapa itu, begitu damai ucapan salam itu, sehingga tatkala para malaikat menjumpai kaum beriman yang berada dalam surga, ...hanya bagi orang-orang yang percaya ada kehidupan lain setelah mati... memberi penghormatan dengan melantunkan salam kemuliaan. Dan orang-orang beriman itu memasuki tempat mulia “Surga” dengan penuh kedamaian, buah kesabaran dari apa yang telah mereka usahakan selama hidup di dunia.
Duhai, betapa indahnya salam itu, sehingga perjumpaan Sang Pencipta dengan para abdi yang diciptakan-Nya, didahului dengan sapaan “Salaam”. Dalam kitab agama Samawi, the Bible pun disebutkan bahwa hari pertemuan antara The Creation (God) dan creationist (yang dicipta) adalah sebuah keadaan yang indah dan penuh kedamaian serta keselamatan. Begitupun halnya dengan banyak kepercayaan lainnya, bahwa hari pertemuan dengan Sang Creation itu selalu digambarkan dalam suasana kedamaian dan salaam (selamat).
As-Salaam adalah salah satu dari sekian Asma Allah yang lainnya. Sang pemilik dan penyebar kedamaian. Dia-lah yang mengajarkan manusia arti kedamaian dan keselamatan. Allah jua-lah yang mengutus manusia-manusia beriman untuk terus menerus menebarkan kedamaian di muka bumi. Dan lewat asma-Nya yang satu ini, Rasulullah saw telah menjadikan kedamaian sebagai bagian integral ajaran yang ditebarkannya, beliau bersabda: Assalaamu minal islam, menyebarkan kedamaian merupakan bagian terpenting Islam, yang juga memuat makna keselamatan.
Siapa tahu dengan amalan Ya Salaam Ya Allah bisa memberi benderang menuju perjalanan maha panjang. Amiiin
Sekedar mengingatkan diriku sendiri, “masih ada waktu lho” untuk membekali diri. Dasar aku, jiwa yang sudah telanjur diperbudak oleh keinginan dunia. Virus wahan membuat jiwaku payah untuk menjemput hidayah-Nya.
Ya Salam Ya Allah…..beri aku keselamatan. Ini adalah amalan yang didapat dari salah satu nama-nama Allah yang Mulia yang berarti Yang Pemberi Selamat.
Ucapan salam dalam tradisi spiritual, merupakan suatu jaminan kedamaian dari orang yang memberi salam kepada mereka yang ditemuinya. Ucapan assalamu’alaikum, dalam keyakinan spiritual keislaman, mengandung arti, “Saya jamin keselamatan dan kedamaian Anda. Saya tidak akan berbuat jahat atau berniat mencelakakan Anda.”
Ketika malaikat menyampaikan salam kepada Nabi, beliau, para Malaikat Tuhan tadi pun tak lupa menebarkan salam itu kepada umatnya yang shaleh. Dialog indah itu kemudian menjadi bacaan “wajib” dalam epilog akhir ibadah shalat.
Tak hanya cukup sampai di situ, ketika hendak usai menutup ibadah shalatnya, maka sekali lagi sebuah kewajiban bagi mereka tertunaikan dengan melafazkan salam teriring tengokan ke kanan ke kiri. Maknanya, pekerjaan utama orang yang memiliki kaidah berserah-diri adalah menyapa, menyebarkan salam, dan merealisasikan kedamaian sebagai sebuah pesan universal.
Sungguh indahnya perbuatan menyapa itu, begitu damai ucapan salam itu, sehingga tatkala para malaikat menjumpai kaum beriman yang berada dalam surga, ...hanya bagi orang-orang yang percaya ada kehidupan lain setelah mati... memberi penghormatan dengan melantunkan salam kemuliaan. Dan orang-orang beriman itu memasuki tempat mulia “Surga” dengan penuh kedamaian, buah kesabaran dari apa yang telah mereka usahakan selama hidup di dunia.
Duhai, betapa indahnya salam itu, sehingga perjumpaan Sang Pencipta dengan para abdi yang diciptakan-Nya, didahului dengan sapaan “Salaam”. Dalam kitab agama Samawi, the Bible pun disebutkan bahwa hari pertemuan antara The Creation (God) dan creationist (yang dicipta) adalah sebuah keadaan yang indah dan penuh kedamaian serta keselamatan. Begitupun halnya dengan banyak kepercayaan lainnya, bahwa hari pertemuan dengan Sang Creation itu selalu digambarkan dalam suasana kedamaian dan salaam (selamat).
As-Salaam adalah salah satu dari sekian Asma Allah yang lainnya. Sang pemilik dan penyebar kedamaian. Dia-lah yang mengajarkan manusia arti kedamaian dan keselamatan. Allah jua-lah yang mengutus manusia-manusia beriman untuk terus menerus menebarkan kedamaian di muka bumi. Dan lewat asma-Nya yang satu ini, Rasulullah saw telah menjadikan kedamaian sebagai bagian integral ajaran yang ditebarkannya, beliau bersabda: Assalaamu minal islam, menyebarkan kedamaian merupakan bagian terpenting Islam, yang juga memuat makna keselamatan.
Siapa tahu dengan amalan Ya Salaam Ya Allah bisa memberi benderang menuju perjalanan maha panjang. Amiiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar