Kini aku jadi facebookers, begitu istilah untuk pemegang akun di FB. Memang benar, teman masa lalu silih berganti datang “berkunjung” ke profile. Begitu buka beranda (home) langsung ada tulisan “add friend”, ada pesannya pula.. “Eh kamu masih ingat aku kan? Itu lho, kita pernah ketemuan di Mal Cijantung…. Ingat gak kita pernah ngerujak bareng setelah sidang skripsi? ‘Please confirm ya say..!” begitu pesan temannya. “Wahhh menyenangkan sekali bisa bernostalgia di dunia maya,” pikir aku.
Akhirnya hari-hariku diwarnai oleh FB. Pagi, siang, sore begitu ada kesempatan, buka komputer, hidupkan internet dan lalu siap klik Facebook dan Sign In. Bahkan seorang ibu rumah tangga setiap hari, sehabis mandi selesai makan, sehabis apapun, selalu Facebook.
Kini aku menjadi facebookers sejati. Aku tidak bisa lepas dari FB walau seharipun. Teman-temanku semua juga demikian. Mau janjian, mau kirim undangan arisan, pengajian semua melalui FB.
Dan sekarang aku menyadari betapa FB membuatku sangat narsis. Apa-pun yang aku lakukan seakan-akan demi FB. Sepertinya ada yang kurang kalau tidak ada yang bisa dibagi untuk FB. Mulai dari ungkapan remeh temeh sampai dengan kutipan yang serius. FB sungguh membuatku suka pamer.
Ada saja, apapun bisa dipamerkan di FB. Gaya saya saat difoto, ketika makan di kantin/kafe, saat jengkel, marah, dan senang. Dan kepala ini terasa pening jika isi kepala ini tidak juga mengeluarkan ide untuk meng-update status. FB telah memenjarakan-ku (berhala baru bagi-ku). Hiiiiii…ngeri...tuh kan aku Narsis!
Akhirnya hari-hariku diwarnai oleh FB. Pagi, siang, sore begitu ada kesempatan, buka komputer, hidupkan internet dan lalu siap klik Facebook dan Sign In. Bahkan seorang ibu rumah tangga setiap hari, sehabis mandi selesai makan, sehabis apapun, selalu Facebook.
Kini aku menjadi facebookers sejati. Aku tidak bisa lepas dari FB walau seharipun. Teman-temanku semua juga demikian. Mau janjian, mau kirim undangan arisan, pengajian semua melalui FB.
Dan sekarang aku menyadari betapa FB membuatku sangat narsis. Apa-pun yang aku lakukan seakan-akan demi FB. Sepertinya ada yang kurang kalau tidak ada yang bisa dibagi untuk FB. Mulai dari ungkapan remeh temeh sampai dengan kutipan yang serius. FB sungguh membuatku suka pamer.
Ada saja, apapun bisa dipamerkan di FB. Gaya saya saat difoto, ketika makan di kantin/kafe, saat jengkel, marah, dan senang. Dan kepala ini terasa pening jika isi kepala ini tidak juga mengeluarkan ide untuk meng-update status. FB telah memenjarakan-ku (berhala baru bagi-ku). Hiiiiii…ngeri...tuh kan aku Narsis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar