Senin, 19 Juli 2010

SABAR, KARENANYA KITA BERDUA MASUK SURGA

Mas Bagus adalah suaminya mbak Menik, dulu mereka adalah teman sekelas, saling jatuh cinta dan ending cerita mereka merit. Mereka berdua sangat rukun. Suatu hari selepas maghrib mereka berbincang-bincang, “Saya perhatikan akhir-akhir ini Mas Bagus selalu memandang saya. Apa ada sesuatu yang berbeda?”
“Tidak, tidak ada. Saya perhatikan kamu kok semakin hari semakin cantik. Saya sungguh bersyukur punya isteri di samping cantik juga sayang suami’.
“Bisaaaa saja, kalau Mas Bagus bersyukur karena punya isteri cantik, saya justru harus sabar karena mendapat cobaan punya suami jelek”, jawab isterinya sambil mencubit paha suaminya, gemes. Cubitan yang dirasakan sebagai getaran kasih istrinya hingga merayap dalam kalbunya.
Sabar dan selalu memandang masa depan dengan penuh optimis tidak ngresulo atas kehendak-Nya adalah sifat yang sangat terpuji dan berujung pada kebaikan. Kata “sabar” kedengarannya sederhana namun sulit melakukannya. Tak heran kalau Tuhan menyediakan pahala besar buat orang yang selalu bersabar dalam menghadapi realita hidup. Dalam kesabaran terdapat kebaikan-kebaikan yang sangat banyak dan luas. Sabar mungkin pahit rasanya, akan tetapi baik akibatnya serta manis pada penghujungnya.
Manusia selalu diuji dalam hal ia sukai dan dalam hal yang ia benci. Bersabar dalam petaka dan berbuat baik dalam kesenangan. Bersabar bila tertimpa kesedihan dan bersyukur manakala mendapat kenikmatan.

Mas Bagus ini tiap hari selalu memuji isterinya dan mbak Menik menanggapinya dengan tersipu-sipu, dan mbak Menik-pun berkata, "Mas Bagus ini kenapa sih, kok dari tadi memandangku saja?"
"Senang saja aku melihat wajahmu," jawab Mas Bagus, "Semakin hari kok semakin cantik saja. Maka setiap kali aku melihatmu, semakin bertambah syukurku."
"Ya," kata mbak Menik, "Dan kita berdua nanti akan masuk surga."
"Lho, darimana kau tahu?"
"Bukankah hamba yang bersyukur dan hamba yang bersabar akan masuk surga. Mas Bagus bersyukur karena mendapat anugerah istri seperti aku. Sedangkan aku bersabar mendapat cobaan berupa suami seperti Mas Bagus."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar